Minggu, 17 November 2013

Pemerolehan Bahasa Anak


BAB I
PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Anak-anak belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai cara. Meskipun cara anak yang satu dengan yang lain berbeda, ada hal-hal yang umum yang terjadi pada hampir setiap anak. Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak, perkembangan bahasa lisan dan tulis yang terjadi pada mereka, dan perbedaan individual dalam pemerolehan bahasa sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak, khususnya pada waktu mereka belajar membaca dan menulis permulaan. Sehingga Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya. Itulah sebabnya calon guru sekolah dasar perlu menguasai berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan dan pemerolehan bahasa anak.

 

B.     Rumusan Masalah

1.   Apa hakikat pemerolehan bahasa anak?

2.   Apa ragam pemerolehan bahasa anak?

3.   Apa strategi pemerolehan bahasa anak?

4.   Apa pengaruh pembelajaran pada pemerolehan bahasa anak?

 

C.    Tujuan

1.   Mengetahui hakikat pemerolehan bahasa anak.

2.   Mengetahui ragam pemerolehan bahasa anak.

3.   Mengetahui strategi pemerolehan bahasa anak.

4.   Mengetahui pengaruh pembelajaran pada pemerolehan bahasa anak.

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

 

A.    Hakikat Pemerolehan Bahasa Anak

Pemerolehan bahasa (bahasa Inggris: language acquisition) adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa .
Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba (mendadak). Kemerdekaan bahasa mulai sekitar usia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi linguistik untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Sedangkan penertian lain perolehan bahasa yaitu, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi mesin/motor, sosial, dan kognitif pra-linguistik (McCraw, 1987 : 570).

Berbicara mengenai pemerolehan sesuatu bahasa, maka dengan kekecualian beberapa anak yang mengalami gangguan/cacat, semua anak mempelajari paling sedikit satu bahasa. Hal inilah yang membuat sejumlah linguis percaya bahwa kemampuan belajar bahasa paling tidak sebagian berkaitan dengan program genetic yang memang khas bagi ras manusia, maksudnya kemapuan bahasa sejak lahir. Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit (sintaksis).

Pada hakikatnya pemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami tuturan orang lain. Jika dikaitkan dengan hal itu maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk., 1998). Selain pendapat tersebut Kiparsky dalam Tarigan (1988) mengatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa bersangkutan.

Dengan demikian, proses pemerolehan adalah proses bawah sadar. Penguasaan bahasa tidak disadari dan tidak dipengaruhi oleh pengajaran yang secara eksplisit tentang sistem kaidah yang ada didalam bahasa kedua. Berbeda dengan proses pembelajaran, adalah proses yang dilakukan secara sengaja atau secara sadar dilakukan oleh pembelajar di dalam menguasai bahasa.

Adapun karakteristik pemerolehan bahasa menurut Tarigan dkk. (1998) adalah:

a.    Berlangsung dalam situasi formal, anak-anak belajar bahasa tanpa beban dan di luar sekolah;

b.   Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus;

c.    Dilakukan tanpa sadar atau secara spontan; dan

d.   Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.

 

B.     Ragam Pemerolehan Bahasa Anak

Ragam pemerolehan bahasa dapat ditinjau dari berbagi sudut pandangan, sebagai berikut:

1.   berdasarkan bentuk:

a.  pemerolehan bahasa pertama

b. pemerolehan bahasa kedua

c.  pemerolehan bahasa ulang (Klein, 1986:3).

2. berdasarkan urutan:

a.  pemerolehan bahasa pertama

b. pemerolehan bahasa kedua (Winits, 1981; Stevens, 1984).

3.   berdasarkan jumlah:

a.  pemerolehan satu bahasa

b. pemerolehan dua bahasa ( Gracia, 1983).

4.   berdasarkan media:

a.  pemerolehan bahasa lisan

b. pemerolehan bahasa tulis (Freedman, 1985).

5.   berdasarkan keaslian:

a.  pemerolehan bahasa asli

b. pemerolehan bahasa asing (Winits, 1981).

Urutan Perkembangan Pemerolehan Bahasa

a)   Perkembangan Prasekolah

1.   Perkembangan Pralinguistik

Ada kecenderungan untuk menganggap bahwa perkembangan bahasa anak-anak mulai tatkala dia mengatakan kata-pertamanya, yang menjadi tugas para ibu untuk mencatatnya/merekamnya pada buku bayi anak tersebut. Tetapi riset bayi medorong bahkan memaknai kita untuk menolak dugaan ini danmengakui fakta-fakta perkembangan komunikasi sejak lahir.Dua jenis fakta yang dikutip oleh para peneliti untuk menunjang teori pembawaan lahir mereka adalah:

Ø kehadiran pada waktu lahir struktur-struktur yang diadaptasi dengan baik bagi bahasa (walaupun pada permulaan tidak dipakai buat bahasa);

Ø kehadiran perilaku-perilaku sosial umum dan juga kemampuan-kemampuan khusus bahasa pada beberapa bulan pertama kehidupan.

2.   Tahap Satu Kata

Merupakan suatu dugaan umum bahwasanya anak pada satu kata terus menerus berupaya mengumpulkan nama-nama benda dan orang di dunia.

 

3.   Ujaran Kombinatori Permulaan

Perkembangan bahasa permulaan tiga orang anak dalam jangka waktu beberapa tahun yang hasilnya bahwa panjang ucapan anak kecil merupakan petunjuk atau indicator perkembangan bahasa yang lebih baik daripada usia kronologis. (Brown (et all), 1973).

4.   Perkembangan Interogatif

Ada tiga tipe struktur interogatif yang utama untuk mengemukakan pertanyaan, yaitu:

1.   Pertanyaan menuntut jawaban YA atau TIDAK.

2.   Pertanyaan menuntut INFORMASI.

3.   Pertanyaan menuntut jawaban SALAH SATU DARI YANG

BERLAWANAN (atau “POLAR”).

5. Perkembangan Penggabungan Kalimat.

Berikut beberapa contoh bagaimana cara menggabungkan proposisi-proposisi itu:

a.    Penggabungan dua proposisi atau klausa yang berstatus setara:

-             Ini buku dan Ninon membacanya.

b.   Penggabungan satu proposisi merupakan yang lebih unggul daripada yang satu lagi (yang menerangkan suatu nomina dalam proposisi itu) :

-             (benda) yang Ninon baca itu adalah buku.

c.    Penggabungan dua proposisi yang berstatus dalam kaitan waktu:

-             Waktu Ninon membaca buku itu, ada halaman yang sobek.

d.   Penggabungan dua proposisi yang berstatus tidak sama dalam hubungan sebab-akibat:

-             Ninon melem halaman buku itu karena sobek.

e.    Satu proposisi mengisi “kekosongan” yang lainnya:

-          Kamu mengetahui bahwa Ninon membaca buku sejarah. (Dari : Kami mengetahui “sesuatu”).

 

 

 

6.   Perkembangan Sistem Bunyi

Terdapat beberapa persesuaian perkembangan pemerolehan bunyi (periode pembuatan pembedaan atas dua bunyi dapat dikenali selama tahun pertama) :

a.    Periode vokalisasi dan prameraban

b.   Periode meraban

Clark dan Clark (1977) menemukan fakta-fakta bagi representasi berdasarkan orang dewasa dalam kenyataan bahwa:

a.    Anak-anak mengenali makna-makna berdasarkan persepsi mereka sendiri terhadap bunyi kata-kata yang mereka dengar.

b.   Anak-anak menukar / mengganti ucapan mereka dari waktu ke waktu mebuju ucapan orang dewasa

c.    Apabila anak-anak mulai menghasikan segmen bunyi tertentu (seperti /s/, maka hal itu menyebar kepada kata-kata lain dalam pembendaharaan mereka, tetapi bukan kepada kata-kata yang tidak merupakan perbedaan mereka, sesuai dengan ucapan orang dewasa.

b) Perkembangan Masa Sekolah

Perkembangan bahasa pada masa-masa sekolah terutama sekali dapat dibedakan dengan jelas dalam tiga bidang, yaitu:

1.   STRUKTUR BAHASA, perluasan dan penghalusan terus-menerus mengeani semantik dan sintaksis (dan taraf yang lebih kecil, fonologi).

2.   PEMAKAIAN BAHASA, peningkatan kemampuan menggunakan bahasa secara lebih efektif melayani aneka fungsi dala situasi-situasi komunikasi yang beraneka ragam.

3.   KESADARAN METALINGUISTIK, pertumbuhan kemampuan untuk memikirkan, mempertimbangkan, dan berbicara mengenai bahasa.


 

C.    Proses Pemerolehan Bahasa

Proses pemerolehan bahasa dibagi menjadi 3, yaitu:

1.   Pembelajaran yang berbeda antara sekolah dan lingkungan

Contoh: seorang anak SD bernama Reni yang berumur 8 tahun duduk di kelas 3 mengalami pembelajaran yang berbeda antara sekolah dan lingkungan. Dalam berbahasa di rumah, Reni menggunakan Bahasa Jawa. Sedangkan dalam berbahasa di sekolah, Reni menggunakan Bahasa Indonesia. Karena proses pemerolehan bahasa yang di lalui Reni berbeda, sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa Reni menggunakan bahasa campuran  (Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia) dalam kehidupan sehari-harinya.

2.   Pembelajaran yang sama antara sekolah dan lingkungan

Contoh: seorang anak TK bernama Jordan yang berumur 5 tahun duduk di kelas TK B mengalami pembelajaran yang sama antara sekolah dan lingkungan. Dalam berbahasa di rumah dan sekolah, Jordan menggunakan Bahasa Indonesia. Karena proses pemerolehan bahasa yang dilalui Jordan sama, sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa Jordan menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya.

3.   Secara Alami

Contoh: seorang anak jalanan bernama Rofik yang berumur 7 tahun mengalami pembelajaran secara alami. Karena Rofik tidak menempuh pendidikan layaknya anak seumuran dengannya. Sehingga, proses pemerolehan bahasanya kurang. Dalam kehidupan sehari-harinya dia menggunakan bahasa campuran, namun banyak kosa kata yang belum dia ketahui.

D.    Strategi Pemerolehan Bahasa Anak

1. Mengingat

Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa atau belajar apa pun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar dan melihat sesuatu, memori anak merekamnya. Ingatan itu akan semakin kuat apabila penyebutan akan benda atau peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini anak akan mengingat bunyi, kombinasi bunyi atau kata, tentang sesuatu sekaligus mengingat pula cara mengungkapkannya.

2.   Meniru

Dalam belajar bahasa anak pun menggunakan strategi peniruan. Peniruan disini berarti mencontoh secara kreatif atau menginspirasi. Peniruan yang dilakukan anak tidak selalu berupa pengulangan yang persis sama atas apa saja yang didengarnya. Di satu sisi, anak secara bertahap dapat memahami dan menggunakan tuturan yang lebih rumit. Di sisi lain secara bersamaan anak pun membangun suatu sistem bahasa yang kemungkinan dia mengerti dan memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah yang tidak terbatas.

3. Mengalami Langsung

Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung, dan sekaligus memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang diperolehnya, secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan perilaku berbahasanya, dan dalam waktu yang sama juga si anak mendapat masukan dari tindak berbahasa yang dilakukan mitra berbicaranya.

4.   Bermain

Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain, si anak kadang berperan sebagai orang dewasa, sebagai penjual atau pembeli dalam bermain dagang-dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah-rumahan, sebagai dokter atau perawat atau pasien atau sebagai guru atau murid dalam bermain sekolah-sekolahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak:

a.    Faktor biologis

b.   Faktor lingkungan sosial

c.    Faktor intelegensi; dan

d.   Faktor motivasi (Tarigan dkk., 1998)

Menurut Ellies dkk. (1989) mengemukakan bahwa anak belajar berbicara sesuai dengan kebutuhannya. Sekiranya ia dapat memperoleh apa yang diinginkannya tanpa bersusah payah untuk memintanya, maka ia tidak merasa perlu untuk berusaha belajar berbahasa. Jadi pada mulanya motif anak belajar bahasa ialah agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, keinginan-keinginannya, dan menguasai lingkungannya sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Dengan demikian kebutuhan utama anak sehingga belajar berbahasa ialah:

a.    Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, kemudian mengenal dirinya sendiri dan kawan-kawannya;

b.   Member perintah dan menyatakan kemauan;

c.    Pergaulan social dengan orang lain; dan

d.   Menyatakan pendapat dan ide-idenya.

 

E.     Pengaruh pembelajaran pada Pemerolehan Bahasa Anak

1.   Pengaruh pembelajaran pada urutan pemerolehan bahasa.

Untuk dapat belajar bahasa Indonesia dengan baik, anak-anak hendaknya juga memiliki kesiapan psikolinguistik. Untuk dapat memiliki kesiapan psikolinguistik anak-anak hendaknya memperoleh kesempatan untuk paling tidak mendengar penggunaan bahasa Indonesia dilingkungan keluarganya.lebih baik lagi kalau dilingkungan keluarganya terdapat Koran, majalah, dan buku-buku dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan anak.

2.   Pengaruh pembelajaran pada proses pemerolehan bahasa.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia disekolah, khususnya bagi anak-anak di kelas rendah sekolah dasar ialah bahwa pembelajaran bahasa Indonesia disekolah tentu juga mempunyai pengaruh yang paling besar dalam pemerolehan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kondisi yang sebaik-baiknya perlu diupayakan agar anak-anak memperoleh pengalaman berbahasa sebanyak –banyaknya dengan memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku. Namun, perlu diingat jangan sampai pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menekankan pada penggunaan kaidah semata. Pemerolehan bahasa yang mendekati pemerolehan bahasa yang alami perlu di usahakan. Caranya dengan menggunakan konteks-konteks berbahasa yang sebenarnya, yang dekat dengan kehidupan anak. Misalnya saja dimunculkan topik-topik “menjaga adik”, “membantu ayah dan ibu”, silaturahmi dengan sanak famili”, “bermain bola”, dan sebagainya.

3.   Pengaruh pembelajaran pada kecepatan pemerolehan bahasa.

Long (1983) lewat Freeman dan Long (1991) mengkaji sebelas hasil penelitian tentang capaian belajar bahasa kedua, yang menggunakan tiga kelompok belajar yaitu yang memperoleh pembelajaran saja, yang memperoleh pembelajaran dan juga berada dalam lingkungan yang menggunakan bahasa yang dipelajari , dan yang memperoleh bahasa secara alami tanpa pembelajaran disekolah. Ia menemukan, enam penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima pembelajaran bahasa disekolah mengalami perkembangan pemerolehan bahasa lebih cepat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

ü Pemerolehan bahasa merupakan proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi.

ü Urutan Perkembangan Pemerolehan Bahasa

a.   Perkembangan Prasekolah

1.   Perkembangan Pralinguistik

2.   Tahap Satu Kata

3.   Ujaran Kombinatori Permulaan

4.   Perkembangan Interogatif

5.   Perkembangan Penggabungan Kalimat

6.   Perkembangan Sistem Bunyi

b.   Perkembangan Masa Sekolah

1.   Struktur Bahasa

2.   Pemakaian Bahasa

3.   Kesadaran Metalinguistik

ü Strategi pemerolehan bahasa yaitu:

1.   Mengingat

2.   Meniru

3.   Mengalami langsung

4.   Bermain.

ü Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak :

1.   Faktor biologis

2.   Faktor lingkungan social

3.   Faktor intelegensi; dan

4.   Faktor motivasi

 

 

 

ü Pengaruh pembelajaran pada Pemerolehan Bahasa Anak:

1.   Pengaruh pembelajaran pada urutan pemerolehan bahasa

2.   Pengaruh pembelajaran pada proses pemerolehan bahasa

3.   Pengaruh pembelajaran pada kecepatan pemerolehan bahasa

 

B.     Saran

Pada pembelajaran pemerolehan anak sudah menjadi keharusan bagi orang tua, pendidik, dan lingkungan masyarakat untuk bekerja bersama-sama memberikan kontribusi secara aktif dan positif dalam membentuk kualitas anak yang cerdas baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, Darmiyati. 2001. Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia kelas rendah. Yogyakarta:PAS

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa
Faisal, Muhammad. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional

1 komentar: