BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak-anak belajar berkomunikasi
dengan orang lain lewat berbagai cara. Meskipun cara anak yang satu dengan yang
lain berbeda, ada hal-hal yang umum yang terjadi pada hampir setiap anak. Pengetahuan
tentang hakikat perkembangan bahasa anak, perkembangan bahasa lisan dan tulis
yang terjadi pada mereka, dan perbedaan individual dalam pemerolehan bahasa
sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak, khususnya pada waktu
mereka belajar membaca dan menulis permulaan. Sehingga Perkembangan bahasa atau
komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak
yang seharusnya tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang
tua pada khususnya. Itulah sebabnya calon guru sekolah dasar perlu menguasai
berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan dan pemerolehan bahasa anak.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa hakikat pemerolehan bahasa anak?
2.
Apa ragam pemerolehan bahasa anak?
3.
Apa strategi pemerolehan bahasa anak?
4.
Apa pengaruh pembelajaran pada pemerolehan bahasa anak?
C.
Tujuan
1. Mengetahui hakikat pemerolehan
bahasa anak.
2. Mengetahui ragam pemerolehan bahasa
anak.
3. Mengetahui strategi pemerolehan
bahasa anak.
4. Mengetahui pengaruh pembelajaran
pada pemerolehan bahasa anak.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Pemerolehan Bahasa Anak
Pemerolehan bahasa (bahasa Inggris:
language acquisition) adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk
menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi.
Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan
kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa
lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya
merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap
bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan
bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa .
Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba (mendadak). Kemerdekaan bahasa mulai sekitar usia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi linguistik untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Sedangkan penertian lain perolehan bahasa yaitu, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi mesin/motor, sosial, dan kognitif pra-linguistik (McCraw, 1987 : 570).
Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba (mendadak). Kemerdekaan bahasa mulai sekitar usia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi linguistik untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Sedangkan penertian lain perolehan bahasa yaitu, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi mesin/motor, sosial, dan kognitif pra-linguistik (McCraw, 1987 : 570).
Berbicara mengenai pemerolehan
sesuatu bahasa, maka dengan kekecualian beberapa anak yang mengalami gangguan/cacat,
semua anak mempelajari paling sedikit satu bahasa. Hal inilah yang membuat
sejumlah linguis percaya bahwa kemampuan belajar bahasa paling tidak sebagian
berkaitan dengan program genetic yang memang khas bagi ras manusia, maksudnya
kemapuan bahasa sejak lahir. Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan
mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak
dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit
(sintaksis).
Pada hakikatnya pemerolehan bahasa
anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan
secara spontan dan kemampuan memahami tuturan orang lain. Jika dikaitkan dengan
hal itu maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan
kemampuan berbahasa baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, secara alami,
tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk., 1998). Selain
pendapat tersebut Kiparsky dalam Tarigan (1988) mengatakan bahwa pemerolehan
bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan
serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah tata
bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa bersangkutan.
Dengan demikian, proses pemerolehan
adalah proses bawah sadar. Penguasaan bahasa tidak disadari dan tidak
dipengaruhi oleh pengajaran yang secara eksplisit tentang sistem kaidah yang
ada didalam bahasa kedua. Berbeda dengan proses pembelajaran, adalah proses
yang dilakukan secara sengaja atau secara sadar dilakukan oleh pembelajar di
dalam menguasai bahasa.
Adapun karakteristik pemerolehan
bahasa menurut Tarigan dkk. (1998) adalah:
a. Berlangsung dalam situasi formal,
anak-anak belajar bahasa tanpa beban dan di luar sekolah;
b. Pemilikan bahasa tidak melalui
pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus;
c. Dilakukan tanpa sadar atau secara
spontan; dan
d. Dialami langsung oleh anak dan
terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.
B. Ragam Pemerolehan Bahasa Anak
Ragam pemerolehan bahasa dapat
ditinjau dari berbagi sudut pandangan, sebagai berikut:
1. berdasarkan bentuk:
a. pemerolehan bahasa pertama
b. pemerolehan bahasa kedua
c. pemerolehan bahasa ulang (Klein, 1986:3).
2. berdasarkan urutan:
a. pemerolehan bahasa pertama
b. pemerolehan bahasa kedua (Winits,
1981; Stevens, 1984).
3.
berdasarkan jumlah:
a. pemerolehan satu bahasa
b. pemerolehan dua bahasa ( Gracia,
1983).
4.
berdasarkan media:
a. pemerolehan bahasa lisan
b. pemerolehan bahasa tulis (Freedman,
1985).
5.
berdasarkan keaslian:
a.
pemerolehan bahasa
asli
b. pemerolehan bahasa asing (Winits,
1981).
Urutan Perkembangan Pemerolehan
Bahasa
a)
Perkembangan Prasekolah
1. Perkembangan Pralinguistik
Ada kecenderungan untuk menganggap
bahwa perkembangan bahasa anak-anak mulai tatkala dia mengatakan kata-pertamanya,
yang menjadi tugas para ibu untuk mencatatnya/merekamnya pada buku bayi anak
tersebut. Tetapi riset bayi medorong bahkan memaknai kita untuk menolak dugaan
ini danmengakui fakta-fakta perkembangan komunikasi sejak lahir.Dua jenis fakta
yang dikutip oleh para peneliti untuk menunjang teori pembawaan lahir mereka
adalah:
Ø kehadiran pada waktu lahir
struktur-struktur yang diadaptasi dengan baik bagi bahasa (walaupun pada
permulaan tidak dipakai buat bahasa);
Ø kehadiran perilaku-perilaku sosial umum
dan juga kemampuan-kemampuan khusus bahasa pada beberapa bulan pertama
kehidupan.
2. Tahap Satu Kata
Merupakan suatu dugaan umum bahwasanya
anak pada satu kata terus menerus berupaya mengumpulkan nama-nama benda dan
orang di dunia.
3. Ujaran Kombinatori Permulaan
Perkembangan bahasa permulaan tiga
orang anak dalam jangka waktu beberapa tahun yang hasilnya bahwa panjang ucapan
anak kecil merupakan petunjuk atau indicator perkembangan bahasa yang lebih
baik daripada usia kronologis. (Brown (et all), 1973).
4. Perkembangan Interogatif
Ada tiga tipe struktur interogatif
yang utama untuk mengemukakan pertanyaan, yaitu:
1. Pertanyaan menuntut jawaban YA atau
TIDAK.
2. Pertanyaan menuntut INFORMASI.
3. Pertanyaan menuntut jawaban SALAH
SATU DARI YANG
BERLAWANAN (atau “POLAR”).
5. Perkembangan
Penggabungan Kalimat.
Berikut beberapa contoh bagaimana
cara menggabungkan proposisi-proposisi itu:
a. Penggabungan dua proposisi atau klausa
yang berstatus setara:
-
Ini buku dan Ninon membacanya.
b. Penggabungan satu proposisi
merupakan yang lebih unggul daripada yang satu lagi (yang menerangkan suatu nomina
dalam proposisi itu) :
-
(benda) yang Ninon baca itu adalah buku.
c. Penggabungan dua proposisi yang berstatus
dalam kaitan waktu:
-
Waktu Ninon membaca buku itu, ada halaman yang sobek.
d. Penggabungan dua proposisi yang
berstatus tidak sama dalam hubungan sebab-akibat:
-
Ninon melem halaman buku itu karena sobek.
e. Satu proposisi mengisi “kekosongan”
yang lainnya:
-
Kamu mengetahui bahwa Ninon membaca buku sejarah. (Dari :
Kami mengetahui “sesuatu”).
6. Perkembangan Sistem Bunyi
Terdapat beberapa persesuaian
perkembangan pemerolehan bunyi (periode pembuatan pembedaan atas dua bunyi
dapat dikenali selama tahun pertama) :
a. Periode vokalisasi dan prameraban
b. Periode meraban
Clark dan Clark (1977) menemukan
fakta-fakta bagi representasi berdasarkan orang dewasa dalam kenyataan bahwa:
a.
Anak-anak mengenali makna-makna berdasarkan persepsi mereka
sendiri terhadap bunyi kata-kata yang mereka dengar.
b.
Anak-anak menukar / mengganti ucapan mereka dari waktu ke
waktu mebuju ucapan orang dewasa
c.
Apabila anak-anak mulai menghasikan segmen bunyi tertentu
(seperti /s/, maka hal itu menyebar kepada kata-kata lain dalam pembendaharaan
mereka, tetapi bukan kepada kata-kata yang tidak merupakan perbedaan mereka,
sesuai dengan ucapan orang dewasa.
b) Perkembangan Masa Sekolah
Perkembangan bahasa pada masa-masa
sekolah terutama sekali dapat dibedakan dengan jelas dalam tiga bidang, yaitu:
1.
STRUKTUR BAHASA, perluasan dan penghalusan terus-menerus
mengeani semantik dan sintaksis (dan taraf yang lebih kecil, fonologi).
2.
PEMAKAIAN BAHASA, peningkatan kemampuan menggunakan bahasa
secara lebih efektif melayani aneka fungsi dala situasi-situasi komunikasi yang
beraneka ragam.
3.
KESADARAN METALINGUISTIK, pertumbuhan kemampuan untuk
memikirkan, mempertimbangkan, dan berbicara mengenai bahasa.
C.
Proses
Pemerolehan Bahasa
Proses pemerolehan
bahasa dibagi menjadi 3, yaitu:
1.
Pembelajaran yang berbeda antara sekolah dan lingkungan
Contoh: seorang
anak SD bernama Reni yang berumur 8 tahun duduk di kelas 3 mengalami
pembelajaran yang berbeda antara sekolah dan lingkungan. Dalam berbahasa di
rumah, Reni menggunakan Bahasa Jawa. Sedangkan dalam berbahasa di sekolah, Reni
menggunakan Bahasa Indonesia. Karena proses pemerolehan bahasa yang di lalui
Reni berbeda, sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa Reni menggunakan bahasa
campuran (Bahasa Jawa dan Bahasa
Indonesia) dalam kehidupan sehari-harinya.
2.
Pembelajaran yang sama antara sekolah dan lingkungan
Contoh: seorang
anak TK bernama Jordan yang berumur 5 tahun duduk di kelas TK B mengalami
pembelajaran yang sama antara sekolah dan lingkungan. Dalam berbahasa di rumah
dan sekolah, Jordan menggunakan Bahasa Indonesia. Karena proses pemerolehan
bahasa yang dilalui Jordan sama, sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa
Jordan menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya.
3.
Secara Alami
Contoh: seorang
anak jalanan bernama Rofik yang berumur 7 tahun mengalami pembelajaran secara
alami. Karena Rofik tidak menempuh pendidikan layaknya anak seumuran dengannya.
Sehingga, proses pemerolehan bahasanya kurang. Dalam kehidupan sehari-harinya
dia menggunakan bahasa campuran, namun banyak kosa kata yang belum dia ketahui.
D.
Strategi Pemerolehan Bahasa Anak
1. Mengingat
Mengingat memainkan peranan yang
cukup penting dalam belajar bahasa atau belajar apa pun. Setiap pengalaman
indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia menyentuh,
menyerap, mencium, mendengar dan melihat sesuatu, memori anak merekamnya.
Ingatan itu akan semakin kuat apabila penyebutan akan benda atau peristiwa itu
terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini anak akan mengingat bunyi, kombinasi
bunyi atau kata, tentang sesuatu sekaligus mengingat pula cara mengungkapkannya.
2. Meniru
Dalam belajar bahasa anak pun
menggunakan strategi peniruan. Peniruan disini berarti mencontoh secara kreatif
atau menginspirasi. Peniruan yang dilakukan anak tidak selalu berupa
pengulangan yang persis sama atas apa saja yang didengarnya. Di satu sisi, anak
secara bertahap dapat memahami dan menggunakan tuturan yang lebih rumit. Di
sisi lain secara bersamaan anak pun membangun suatu sistem bahasa yang
kemungkinan dia mengerti dan memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah yang
tidak terbatas.
3. Mengalami Langsung
Strategi lain yang mempercepat anak
menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam
konteks yang nyata. Anak menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan
orang lain, maupun sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung, dan
sekaligus memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang
diperolehnya, secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan
ketepatan perilaku berbahasanya, dan dalam waktu yang sama juga si anak
mendapat masukan dari tindak berbahasa yang dilakukan mitra berbicaranya.
4. Bermain
Kegiatan bermain sangat penting
untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain, si anak
kadang berperan sebagai orang dewasa, sebagai penjual atau pembeli dalam
bermain dagang-dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah-rumahan,
sebagai dokter atau perawat atau pasien atau sebagai guru atau murid dalam
bermain sekolah-sekolahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemerolehan bahasa anak:
a. Faktor biologis
b. Faktor lingkungan sosial
c. Faktor intelegensi; dan
d. Faktor motivasi (Tarigan dkk., 1998)
Menurut Ellies dkk. (1989)
mengemukakan bahwa anak belajar berbicara sesuai dengan kebutuhannya. Sekiranya
ia dapat memperoleh apa yang diinginkannya tanpa bersusah payah untuk
memintanya, maka ia tidak merasa perlu untuk berusaha belajar berbahasa. Jadi
pada mulanya motif anak belajar bahasa ialah agar dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, keinginan-keinginannya, dan menguasai lingkungannya
sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Dengan demikian kebutuhan utama anak
sehingga belajar berbahasa ialah:
a. Keinginan untuk memperoleh informasi
tentang lingkungannya, kemudian mengenal dirinya sendiri dan kawan-kawannya;
b. Member perintah dan menyatakan
kemauan;
c. Pergaulan social dengan orang lain;
dan
d. Menyatakan pendapat dan ide-idenya.
E.
Pengaruh pembelajaran pada Pemerolehan
Bahasa Anak
1. Pengaruh pembelajaran pada urutan
pemerolehan bahasa.
Untuk dapat belajar bahasa Indonesia
dengan baik, anak-anak hendaknya juga memiliki kesiapan psikolinguistik. Untuk
dapat memiliki kesiapan psikolinguistik anak-anak hendaknya memperoleh
kesempatan untuk paling tidak mendengar penggunaan bahasa Indonesia dilingkungan
keluarganya.lebih baik lagi kalau dilingkungan keluarganya terdapat Koran,
majalah, dan buku-buku dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan
anak.
2. Pengaruh pembelajaran pada proses
pemerolehan bahasa.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia
disekolah, khususnya bagi anak-anak di kelas rendah sekolah dasar ialah bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia disekolah tentu juga mempunyai pengaruh yang
paling besar dalam pemerolehan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kondisi yang
sebaik-baiknya perlu diupayakan agar anak-anak memperoleh pengalaman berbahasa
sebanyak –banyaknya dengan memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku. Namun,
perlu diingat jangan sampai pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menekankan
pada penggunaan kaidah semata. Pemerolehan bahasa yang mendekati pemerolehan
bahasa yang alami perlu di usahakan. Caranya dengan menggunakan konteks-konteks
berbahasa yang sebenarnya, yang dekat dengan kehidupan anak. Misalnya saja
dimunculkan topik-topik “menjaga adik”, “membantu ayah dan ibu”, silaturahmi
dengan sanak famili”, “bermain bola”, dan sebagainya.
3. Pengaruh pembelajaran pada kecepatan
pemerolehan bahasa.
Long (1983) lewat Freeman dan Long
(1991) mengkaji sebelas hasil penelitian tentang capaian belajar bahasa kedua,
yang menggunakan tiga kelompok belajar yaitu yang memperoleh pembelajaran saja,
yang memperoleh pembelajaran dan juga berada dalam lingkungan yang menggunakan
bahasa yang dipelajari , dan yang memperoleh bahasa secara alami tanpa
pembelajaran disekolah. Ia menemukan, enam penelitian menunjukkan bahwa
anak-anak yang menerima pembelajaran bahasa disekolah mengalami perkembangan
pemerolehan bahasa lebih cepat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ü Pemerolehan bahasa merupakan proses
manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan
kata untuk pemahaman dan komunikasi.
ü Urutan Perkembangan Pemerolehan
Bahasa
a.
Perkembangan Prasekolah
1. Perkembangan Pralinguistik
2. Tahap Satu Kata
3. Ujaran Kombinatori Permulaan
4. Perkembangan Interogatif
5. Perkembangan Penggabungan Kalimat
6. Perkembangan Sistem Bunyi
b.
Perkembangan Masa Sekolah
1. Struktur Bahasa
2. Pemakaian Bahasa
3. Kesadaran Metalinguistik
ü Strategi pemerolehan bahasa yaitu:
1. Mengingat
2. Meniru
3. Mengalami langsung
4. Bermain.
ü Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemerolehan bahasa anak :
1. Faktor biologis
2. Faktor lingkungan social
3. Faktor intelegensi; dan
4. Faktor motivasi
ü Pengaruh pembelajaran pada Pemerolehan
Bahasa Anak:
1. Pengaruh pembelajaran pada urutan
pemerolehan bahasa
2. Pengaruh pembelajaran pada proses
pemerolehan bahasa
3. Pengaruh pembelajaran pada kecepatan
pemerolehan bahasa
B.
Saran
Pada pembelajaran pemerolehan anak
sudah menjadi keharusan bagi orang tua, pendidik, dan lingkungan masyarakat
untuk bekerja bersama-sama memberikan kontribusi secara aktif dan positif dalam
membentuk kualitas anak yang cerdas baik secara intelektual, emosional, maupun
spiritualnya.
DAFTAR PUSTAKA
Zuchdi, Darmiyati. 2001. Pendidikan
Sastra dan Bahasa Indonesia kelas rendah. Yogyakarta:PAS
Tarigan, Henry Guntur. 1988.
Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa
Faisal, Muhammad. 2009. Kajian Bahasa Indonesia
SD. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
assalamualikum..
BalasHapus